Pelit dan terlalu perhitungan yakni tipe orang yang selalu dipinggirkan dan selamanya tidak akan memperoleh kebahagiaan. selalu dihindari masyarakat di sekitarnya, mereka yang hidup di sekeliling dua orang tersebut tidak akan membantu dan menolong keduanya dikala menerima peristiwa alam dan kesulitan.
Ilustrasi Orang Pelit
Dan ini kabar baik bagi Anda yang mempunyai sifat murah hati, tidak pelit dan suka menolong. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Gallup World Poll, mulai dari tahun 2009 sampai 2016, didapatkan bahwa sifat murah hati, tidak pelit untuk memberi, dan penolong, bisa mendatangkan kebahagian dalam diri seseorang.
Loading...
Jadi, mereka yang masuk dalam kategori orang pelit dan suka perhitungan, bisa jadi tidak pernah merasa senang dalam hidupnya.
Hasil jajak pendapat yang dikemukakan dalam American Psychological Association ini, melibatkan sekitar 312.382 responden.
Survei menyimpulkan adanya relasi positif antara sifat memberi dengan perasaan senang dalam hati.
Hasil survei ini ditemukan pada 90% responden meski status dan latar belakang mereka saling berbeda jauh. Kemudian, hasil serupa juga terlihat pada survei yang pernah diadakan oleh International Canada University.
Survei yang melibatkan kurang lebih 1750 orang tersebut, mengungkapkan bahwa para responden merasa lebih senang dan tentram hidupnya sesudah mereka menolong dan memberi amal untuk orang lain.
Kesimpulannya, mereka yang rajin berzakat mempunyai peluang tinggi untuk menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan.
Sebaliknya, mereka yang pelit dan perhitungan, bisa jadi hidup dalam keadaan tidak bahagia. (sumber Kabarmakkah )
Banyak anak banyak rezeki, itulah ungkapan yang sering kita dengar. Hal itu menyatakan bahwa anak yang diamanahkan Allah kepada kita ialah rezeki bagi orangtuanya. Tapi mengapa banyak orang yang tetap susah rezekinya meski mempunyai banyak anak? Karena rezeki Allah yang membagi, mungkin memang orangtuanya sendiri yang menghalangi rezeki mereka sekeluarga. Ciri-ciri anak pembawa rezeki: 1. Cinta Pada Allah dan Rasul-Nya Anak yang mengasihi Allah dan RasulNya artinya selalu berdasarkan apa yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya, tidak menyekutukanNya dengan apapun dan mengakibatkan Rasulullah SAW sebagai teladannya. Sejak dini anak ini telah menjadi anak yang simpel dibimbing menuju agama dan tidak keras hatinya. Kondisi itu terus menerus bertambah seiring bertambahnya umur anak tersebut. Praktis mendapatkan pelajaran agama. Anak-anak ini akan dilimpahi rezeki yang sanggup diberikan eksklusif padanya atau lewat orangtuanya. 2. Suka Membaca al-Qur’an Beruntunglah orangtua yang mempunyai anak yang mengakibatkan Al Alquran sebagai bacaan wajibnya. Tidak pernah malas disuruh ngaji. Bahkan ngaji menjadi salah satu kegemarannya. Dimudahkan menghafal surah-surah dalam Alquran. 3. Suka Berbuat Amal Shaleh dan Kebajikan Anak ini mengerjakan kewajibannya sebagai hamba Allah sedari dini, ibarat shalat, puasa, zakat dan mempunyai etika yang baik. Anak yang membawa rezeki begitu simpel tergerak hatinya untuk melaksanakan amal saleh. Hatinya begitu peka pada lingkungan, simpel berbuat baik serta simpel diarahkan. 4. Berbakti Pada Orang Tua Anak yang menempatkan orangtuanya di atas segala-galanya. Paham betapa pentingnya peranan orangtua bagi kehidupannya. Dia tak bakalan sanggup membalas jasa orangtuanya. Bakti itu ditunjukkan dengan menghormatinya, mematuhi perintahnya, tidak menyakiti hatinya, dan selalu berbuat baik kepada mereka. Bahkan jikalau orangtuanya berbeda dogma / agama dengan dirinya pun tetap tidak mengurangi rasa hormat padanya. 5. Gemar Menuntut Ilmu Bermanfaat Anak yang selalu haus ilmu yang bermanfaat bagi dirinya, agama dan masyarakatnya. Dengan impian sendiri ia melengkapi diri dengan bacaan bermanfaat, les, kursus di sela waktu luangnya, ikut terlibat dalam kegiatan sosial, kegiatan kepemudaan, remaja mesjid atau klub-klub olahraga yang bermanfaat. 6. Mampu Mengingatkan Orang Tuanya Sejatinya orangtualah yang harus mengingatkan anak supaya senantiasa berada di jalan yang benar. Tetapi orangtua juga insan biasa yang penuh kelemahan dan kesalahan.
Anak yang baik akan mengingatkan orangtuanya jikalau cenderung melaksanakan dosa / maksiat dengan cara yang ma’ruf. Hal itu dilakukan semata-mata alasannya rasa cintanya pada mereka dan tidak ingi mereka terus-menerus melaksanakan maksiat dan jadi penghuni neraka nantinya. 7. Senantiasa Minta Doa dan Restunya Apapun yang hendak dilakukannya, semenjak dari kecil bahkan sehabis dewasa, sukses dan sudah berkeluarga kebiasaan meminta doa restu orangtuanya tak pernah dilupakannya. Karena ia paham restu orangtua ialah tiket untuk mempercepat dan memudahkan rezekinya. Senantiasa melibatkan orangtua dalam setiap keputusan penting yang akan dibuatnya. Sebelum ujian, hendak mendaftar ke sekolah yang lebih tinggi, menentukan calon pendamping, hendak menikah, hendak memulai perjuangan dan sebagainya. 8. Tak Pernah Lupa Mendoakan Orang Tuanya Anak yang saleh tak pernah lupa menyertakan orangtuanya dalam setiap doa-doanya. Dia ingin Allah menjaga, mengasihi, memberi kekuatan, kesehatan pada mereka ibarat halnya yang dilakukan orangtuanya dikala dirinya kecil. Dia memohon supaya Allah menjaga hatinya untuk tetap senantiasa berbuat baik pada keduanya. 9. Selalu Menceriakan Hati Orangtuanya Anak-anak ialah rezeki dan keceriaan hati orangtuanya. Anak yang senantiasa menyenangkan dan menceriakan hati orangtua, selalu menciptakan besar hati mereka ialah anak yang membawa rezeki. Anak ini sangat menjaga nama baik dirinya, orangtua dan keluarga besarnya. Prestasi dan goresan nama baik menjadi tolak ukurnya. Bukan anak yang memancing rasa susah, kegalauan, kesedihan, ratapan, umpatan bahkan keluarnya sumpah orangtua padanya. Itulah 9 ciri anak yang membawa rezeki buat orangtuanya. Anak itu karunia dan rezeki Ilahi, diberikan pada orang-orang yang terpercaya untuk menjadi orangtua. Tidak semua orang diberi rezeki ini bukan? Memiliki Anak Sholeh dan Membawa Rezeki Itu Harus Diupayakan Mulai dari proses pembuatanya yang menyertakan Allah di dalamnya. Ucapan bismillah dikala melaksanakan kekerabatan suami isteri dan doa yang dipanjatkan padaNya supaya jikalau kekerabatan tersebut menghasilkan janin, akan diiringi rahmatNya. Proses kelahiran, membesarkan dan mendidiknya dengan ilmu agama dan ilmu yang bermanfaat. Senantiasa memantau perkembangan anak, menggiring ke jalan yang benar dan menariknya segera jikalau tercebur dalam kemaksiatan. Senantiasa ada dikala anak membutuhkannya. Sehingga sehabis bau tanah nanti anak akan selalu ada juga untuk dirinya. Mendidik dengan kebanggaan dan penghargaan serta meminimalkan hukuman. Menjadikan Diri Teladan Terpuji Buat Anak Tak usahlah menyebut-nyebut kebaikan dan jasa kepada anak. Karena itu sudah semestinya dan menjadi tanggung jawab orangtua. Berusaha melindungi anak dari efek luar yang membahayakan. Berikan apa yang terbaik bagi tumbuh kembangnya. ASI semenjak lahir hingga 2 tahun, makanan bergizi, merangsang kreativitasnya dan sosialisasinya. Jika ingin mempunyai anak saleh dan membawa rezeki, mulailah dari diri anda terlebih dahulu. Jadilah insan saleh-salehah yang akan menjadi pola dan teladan bagi mahluk kecil yang murni jiwanya itu. Masa kecil anak hanya sekali, jadikan masa itu terindah baginya. Wallahu alam. Sumber: sahabatbunda.co
salah satu masalah yang sering terjalin terhadap pendamping suami istri pada kehidupan sehabis menikah merupakan keterlibatan mertua dalam rumah tangga mereka.
perihal ini benar susah dihindari. sekalipun memutuskan ngontrak ataupun membeli rumah seorang diri, tetapi itu tidak jadi jaminan. mertua senantiasa sanggup mengawasi. terlebih lagi berupaya senantiasa ikut serta dalam tiap permasalahan yang terjalin. nah, hampir gimana islam memandang perihal tersebut? bekerjsama bolehkah mertua turut campur dalam rumah tangga ataukah tidak diperbolehkan? berikut ulasannya. ketika sebelum memutuskan boleh ataupun tidaknya, sebaiknya kita mengkaji dahulu ihwal perkaranya. kenapa mertua tersebut turut campur? apakah buat kebaikan ataupun malah berunsur kebencian? sering – kali keterlibatan mertua dalam rumah tangga sanggup dimaksud jadi nasehat, bisapula bagaikan kerasa iri. ini tergantung pada presepsi tiap – tiap. apabila mertua turut campur dalam perihal kebaikan, semisal: menasehati menantunya ihwal ilmu agama mengajari trik memasak ataupun mengurus anak menjelasakan ihwal kewajiban suami terhadap istri dalam islam tanpa menggurui menarangkan kedudukan perempuan dalam islam, guna bunda rumah tangga dalam islam dan juga kewajiban perempuan sehabis menikah. sekadar membagikan tawaran atas permasalahan yang terjalin, tetapi tidak memaksa dan jadi daerah keluh kesah hingga tindakan – tindakan tersebut diperbolehkan. alasannya pendamping yang gres menikah pula belum sangat paham ihwal kehidupan rumah tangga, jadi mereka perlu tutorial buat menjauhi perceraian. kebalikannya, bila mertua turut campur secara kelewatan. semisal aja tiap hari tiba ker rumah anaknya, terasa berkuasa atas anaknya, merendahkan dan juga menyangka menantunya tidak becus, ataupun terlebih lagi senantiasa ikut serta dalam tiap permasalahan hingga itu hukumnya tidak diperbolehkan. di dalam fatwa islam, pendamping yang telah menikah lebih diajarkan buat tinggal di rumah seorang diri guna menjauhi konflik dengan mertua. tidak apa – apa walaupun cuma ngontrak rumah kecil, yang terutama istri tidak tertekan. dengan ngontrak rumah hingga pendamping sanggup berguru hidup mandiri, berjuang dari dini secara bersama – sama dan juga menghasilkan kehidupan yang islami. tetapi demikian anak senantiasa harus berbakti pada orang tua. jadi walaupun telah menikah tidak boleh melupakan orang tua. kewajiban anak laki-laki terhadap ibunya sehabis menikah dan juga kewajiban anak perempuan terhadap orang renta sehabis menikah merupakan senantiasa wajib kerap mendatangi dan juga mencermati kedua orang tuanya maupun mertua. batas mertua turut campur dalam rumah tangga sebagian komentar berkata jikalau tidak kenapa mertua turut campur dalam rumah tangga asalkan itu dalam perihal kebaikan. apabila mertua benar mempunyai hasrat baik, tentu ia tidak hendak memihak. entah itu anaknya ataupun menantu, mana yang benar tentu dibela. mertua wajib berlagak adil. demikian juga dengan menantu, sebaiknya menyayangi mertua sebagaimana kasih sayangnya terhadap orang tua. mengasyikkan hati mertua sama halnya dengan membahagiakan suami. dan juga dalam islam, istri yang bisa membikin suami senang hingga hendak dikasih pahala berlipat ganda. sebagaimana dipaparkan dalam hadist shahih: dari bubuk hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan: “pernah ditanyakan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, siapakah perempuan yang amat baik? jawab dia, ‘yaitu yang amat mengasyikkan bila dilihat suaminya, mentaati suami bila diperintah, dan juga tidak menyelisihi suami pada diri dan juga hartanya hingga – hingga membikin suami benci. ” (hr. an – nasai) trik menyikapi mertua yang senantiasa turut campur sebenanarnya sikap mertua turut campur dalam rumah tangga tidaklah perihal baru. ini sudah kerap terjalin dan juga sanggup dikatakan cukup normal. kemudian gimana sikap kita bagaikan menantu buat menghadapinya? berikut ini ulasannya! 1. jangan dibalas dengan kejahatan apabila mertua melakukan perihal yang membikin hati kita jadi sakit, semisal senantiasa meringik terhadap perbuatan kita, memerintahkan ini itu tiada henti, banyak menuntut dan juga sejenisnya. hingga jangan dibalas dengan kejahatan pula. islam memerintahkan biar kejahatan dibalas dengan kebaikan. mintalah petunjuk kepada allah ta’ala. memperbanyak berdoa dan juga kau sanggup mendiskusikan baik – baik dengan suami. tetapi apabila sudah tidak tahan, kau boleh menceritakan kepada orang tua. 2. tinggal terpisah tinggal di rumah terpisah merupakan trik tersadu buat menjauhi konflik dengan mertua. paling tidak bila kau berumah tangga seorang diri, mungkin mertua turut campur lebih sedikit. tidak hanya itu, kau pula lebih leluasa mengendalikan kehidupan kau seorang diri tanpa terdapat kerasa sungkan. sekali lagi, agresi ini bukan berarti memisahkan suami dari orang tuanya. toh, kau pula sudah berani meninggalkan rumah. kau sanggup mencari kontrakan ataupun kos – kosan yang posisinya bersebelahan dengan orang tua. jadi sanggup sering – sering berkunjung. 3. berupaya mengerti kemauan mertua daripada terus meringik atas agresi mertua, kenapa kau tidak berupaya mengerti keinginannya? cobalah memposisikan diri kau bagaikan anaknya. bayangkan ia merupakan orang renta kamu. dengan begitu hendak terjalin jalinan yang kokoh dari hati ke hati. apabila ia melakukan sedikit kesalahan, misal perkataannya menyakiti hati kau hingga maklumi aja. cari ketahui apa yang di idamkan dia. coba dekati secara usang – lama, curi perhatiannya dan juga berusahalah jadi individu yang ramah. 4. berdialog dengan suami apabila kau masih bimbang apa yang di idamkan mertua ataupun bisa jadi kau terasa tidak aman, hingga cobalah berdiskusi dengan suami. ceritakan ihwal apa yang terjalin, perasaan kamu, dan juga apa yang kau ingin. cobalah membikin keputusan yang adil dan juga tidak mendzolimi salah satu pihak. bagaikan suami, pastinya mempunyai tanggung jawab yang besar atas kebahagiaan istri. suami wajib sanggup melindungi istrinya sekalian berbakti pada orang tua. suami pula dihentikan memihak. mana yang benar menyerupai itu yang wajib dibela. 5. mengajak mertua bersama berguru agama tidak terdapat salahnya sesekali mengajak mertua buat turut kajian agama. kau sanggup berdialog dengan sopan dan juga santun. bilang aja kau mau jalan – jalan bareng selagi terdapat waktu senggang. aktivitas ini sanggup mendekatkan ikatan kau dengan mertua. tidak hanya itu, dengan berguru ilmu agama hingga mertua pula hendak lebih paham ihwal berlagak setimpal syariat islam. insyaallah berkah alasannya tujuan kau pula baik. 6. berdialog dengan orang tua apabila permasalahan sudah sangat runyam, dan juga kau tidak sanggup menyelesaikannya seorang diri. sedangkan suami pula berpihak pada mertua. hingga tidak terdapat jalur lain kecuali kau memohon dorongan kepada orang tua. dikala menarangkan perkaranya kepada orang renta jangan sembari murka – marah, karna itu sanggup menyulut emosi mereka. ujung – ujungnya malah bertengkar. jadi lebih baik ceritakan dengan baik – baik, pakai bahasa yang sopan. sebisa bisa jadi cobalah merampungkan permasalahan dengan trik yang damai. oiya, kau pula butuh ketahui jikalau menikah itu usaha dan juga pengorbanan. tidak terdapat perkawinan yang hanya happy – happy saja. pastilah terdapat permasalahan. tetapi apabila kedua pendamping sanggup senantiasa berkomitmen, memegang teguh agama dan juga berlagak silih yakin hingga insyaallah seluruh masalah sanggup dilalui dengan baik. jangan cemas menikah alasannya menikah itu ibadah. tidak hanya itu, tiap insan benar sudah diciptakan berpasangan. menikah sanggup membikin hati lebih tenang dan juga menghindarkan dari perbuatan zina. sebagaimana dipaparkan dalam al – quran: وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ “dan nikahkanlah orang – orang yang sendirian di antara kalian, dan juga orang – orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan juga hamba – hamba sahayamu yang wanita. bila mereka miskin allah hendak mengkayakan mereka dengan karunia – nya. dan juga allah maha luas (pemberian – nya) dan juga maha mengenali. ” (qs. an – nuur: 32). وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ … “dan allah menimbulkan bagimu pendamping (suami ataupun istri) dari tipe kalian seorang diri dan juga menimbulkan anak dan juga cucu bagimu dari pasanganmu, dan memberimu rezeki dari yang baik …” (qs. an – nahl: 72). kisah bubuk bakar ash – shiddiq: sempat ikut serta dalam permasalahan rumah tangga anaknya terdapatnya batas keterlibatan mertua dalam rumah tangga anaknya, bukan berarti mereka dihentikan turut campur sama sekali. kita sanggup memandang dari kisah bubuk bakar ash – shiddiq yang sempat ikut serta dalam pertikaian anaknya, siti aisyah radiyaallahu anha dan juga rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. dikisahkan jikalau sesuatu hari aisyah radiyaallahu anha bertikai dengan nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karna alasannya tertentu. nabi juga menganjurkan buat memanggil bubuk bakar bagaikan penengah atas konflik yang terjalin. dan juga aisyah menyetujuinya. dikala bubuk bakar datang, ia mengenali jikalau aisyah telah berdialog dengan nada keras kepada rasulullah saw. perihal itu membikin bubuk bakar murka dan juga bakal menampar wajah aisyah. perihal itu membikin aisyah terasa ketakutan, kemudian bersembunyi di balik tubuh nabi muhammad saw. sehabis itu nabi juga memaafkan aisyah. ia malah tersenyum dan juga berdialog baik – baik dengan bubuk bakar biar memaklumi aisyah. selang sebagian hari, bubuk bakar tiba berulang ke rumah aisyah. ia terasa takut atas pertikaian yang telah terjalin, tetapi sepertinya aisyah dan juga nabi telah berbaikan terlebih lagi bercanda berbarengan. perihal itu kemudian membikin bubuk bakar jadi bahagia. ( sumber: dalamislam. com )
Sebelumnya saya ikut berbelasungkawa kepada korban insiden bom bunuh diri yang lagi terjalin final – final ini dan juga gampang – mudahan keluarga yang ditinggalkan bisa sabar dan juga diberi kekokohan oleh allah.
Di Hadromaut (Yaman), setiap orang yang tiba menghadap Habib Salim atau Habib Sepuh yang Alim di Tarim untuk minta di Doakan, selalu menerima pertanyaan yang sama: “Apakah kau masih mempunyai Permata (IBU) di Rumahmu?” Jika jawabnya masih, maka ia dengan halus mengatakan:
“Tahukah, bahwa doa Ibu untukmu , Lebih Mulia & Makbul dari pada Doa seorang Wali Besar sekalipun?” Rasulullah bersabda: “Orang bau tanah yakni Pintu Surga yang paling Tengah , maka jangan sia-siakan Pintu itu atau Jagalah ia.” (HR. TIRMIDZI). Ibu yakni pintu nirwana bagi anak-anaknya dan ayah yakni jembatan menuju kepadanya. Air susu Ibu yang kita minum yakni saripati masakan hasil jerih payah keringat ayahmu yang mencari nafkah untuk keluarganya. Karena itu muliakan mereka. Mau keluar Rumah? Jangan lupa cium tangan ibu dan ayah. Bila kita sudah bekerja atau berkeluarga, atau tidak tinggal serumah maka sering-seringlah mengunjunginya. Bila tidak memungkinkan, telponlah, biar hatinya ridho, atas seluruh jerih payah dan setiap tetesan Ssusu yang telah menjadi darah daging kita. Setidaknya, menunjukkan perhatian kepadanya di abad tuanya, jangan melawannya.