Kita juga tak dapat menerka-nerka siapa orangnya, menyerupai apa orangnya dan bagaimana pertemuan kita dengannya.
Semuanya rahasia-Nya, hanya Allah yang mengetahui. Namun “tulang rusuk” takkan tertukar, Allah takkan keliru mempertemukan serpihan jiwa hamba-Nya.
Allah memperlihatkan kita setitik ruang ikhtiar untuk mengikhtiarkan jodoh kita yang masih belakang layar itu. Yaitu ruang ikhtiar untuk terus memperbaiki dan memantaskan diri.
Karena jodoh kita nanti yakni cerminan diri kita, kalau diri kita baik maka baik jugalah jodoh kita dan kalau jelek maka jelek jugalah eksklusif yang akan Allah pertemukan dengan kita.
Sebuah ruang ikhtiar yang sekaligus sebagai sebuah informasi besar hati bagi mukmin, bahwa setiap mukmin dapat mengusahakan jodoh terbaik yaitu dengan cara memperbaiki diri.
Jodohmu, siapapun itu ketika suatu ketika Allah pertemukan kau dengannya, ketika suatu hari nanti ikatan antara kau dengannya sudah disahkan oleh para saksi dihadapan penghulu.
Maka disaat itulah ia menjadi pendamping hidupmu, kau mempunyai kewajiban dan hak atas dirinya, begitu juga dengan jodohmu, ia juga mempunyai kewajiban serta hak atas diri kamu.
Sebuah kewajiban dan hak yang tidak hanya untuk didunia namun juga menjadi pertanggung jawaban sampai alam abadi kelak.
Jodohmu, siapapun itu orangnya yang Allah kirim padamu nantinya, boleh jadi ia orangnya yang memang dan benar-benar sudah kita cintai sebelum menikah.
Dan boleh jadi juga orang yang kau tidak kenal atau kau belum mengenalnya dengan baik sehingga membutuhkan ikhtiar untuk mencintainya.
Ya, siapapun ia orangnya yang menjadi pasangan hidupmu yakni anugerah dari Allah SWT, Allah mustahil hanya coba-coba mempertemukan kita dengan pasangan kita, ada maksud, ada hikmah dari Allah SWT dibalik pertemuan kau dengan jodohmu.
Syukurilah! Sebab jodohmu yakni anugerah dari Allah, maka bersyukurlah Allah telah mempercayai sebuah amanah berumah tangga kepadamu.
Sebab kalau kita lihat diluar sana berapa banyak orang yang ingin berumah tangga namun belum Allah izinkan, berapa banyak orang yang ingin sekali untuk menikah disaat usia semakin menua namun belum jua Allah pertemukan ia dengan serpihan jiwanya.
Bersyukurlah dengan cara menjalankan amanah yang telah Allah percayakan dengan sebaik-baiknya. Baik itu amanah sebagai seorang suami-istri atau amanah sebagai seorang ayah-ibu bagi anak-anakmu.
Berikan segala hak pasangan, dan laksanakan segala kewajiban kau terhadap pasangan dengan sebaik-baiknya. Menjaga selalu kondisi rumah tangga dalam keadaan aman, tentram, tenang dan juga romantis tentunya.
Saling memberi dan menerima, saling memahami, saling terbuka, saling mengerti satu sama lain, dan saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Jodohmu, siapapun orangnya, patut untuk kau syukuri, kau senang dengan kebaradaannya, dan tidaklah sangat patut kalau ada yang menyesalkan jodohnya apapun itu alasannya sehingga hal itu melalaikan dirinya dari menjalankan hak serta kewajiban terhadap pasangannya.
Lebih menyedihkan lagi kalau ternyata hal itu malah menjadi sumber konflik dalam rumah tangga, sampai pada balasannya berakhir pada robohnya rumah tangga yang sudah menjadi impianmu.
Jodohmu, mungkin yakni orang yang begitu banyak kekurangannya, kekurangannya mungkin ‘bagai bintang-bintang di langit yang sangat banyak’.
Namun bersabarlah! Dan mungkin kalau hanya satu kelebihannya, anggap kelebihannya yakni sebagai “matahari”, maka ketika matahari terbit, hilanglah semua bintang di langit yang banyak itu.
Terimalah segala kelebihan dan kekurangannya dengan selalu memandangnya dari sisi yang positif.
Jodohmu yakni “orang” yang telah Allah tentukan untuk kau dan hebatnya Allah menyesuaikan juga dengan buah ikhtiar kau selama ini.
Jadi, bagaimanapun orangnya apakah ia baik atau jelek itu justru alasannya yakni diri kita juga begitu, alasannya yakni lagi-lagi jodoh yakni cerminan diri kita.
Jadi, siapapun jodohmu pahamilah itu anugerah terindah dari Allah SWT dan kau wajib mensyukurinya dan mencintainya alasannya yakni Allah SWT.
Wallahu a’lam bishawab
Sumber: gulalives.co
Jodoh yakni belakang layar Allah, misteri Illahi. Setiap nama jodoh sudah tertulis dalam Lauhful Mahfuz. Tetapi kita tidak tahu sama sekali siapa jodoh kita kelak.
Kita juga tak dapat menerka-nerka siapa orangnya, menyerupai apa orangnya dan bagaimana pertemuan kita dengannya.
Semuanya rahasia-Nya, hanya Allah yang mengetahui. Namun “tulang rusuk” takkan tertukar, Allah takkan keliru mempertemukan serpihan jiwa hamba-Nya.
Allah memperlihatkan kita setitik ruang ikhtiar untuk mengikhtiarkan jodoh kita yang masih belakang layar itu. Yaitu ruang ikhtiar untuk terus memperbaiki dan memantaskan diri.
Karena jodoh kita nanti yakni cerminan diri kita, kalau diri kita baik maka baik jugalah jodoh kita dan kalau jelek maka jelek jugalah eksklusif yang akan Allah pertemukan dengan kita.
Sebuah ruang ikhtiar yang sekaligus sebagai sebuah informasi besar hati bagi mukmin, bahwa setiap mukmin dapat mengusahakan jodoh terbaik yaitu dengan cara memperbaiki diri.
Jodohmu, siapapun itu ketika suatu ketika Allah pertemukan kau dengannya, ketika suatu hari nanti ikatan antara kau dengannya sudah disahkan oleh para saksi dihadapan penghulu.
Maka disaat itulah ia menjadi pendamping hidupmu, kau mempunyai kewajiban dan hak atas dirinya, begitu juga dengan jodohmu, ia juga mempunyai kewajiban serta hak atas diri kamu.
Sebuah kewajiban dan hak yang tidak hanya untuk didunia namun juga menjadi pertanggung jawaban sampai alam abadi kelak.
Jodohmu, siapapun itu orangnya yang Allah kirim padamu nantinya, boleh jadi ia orangnya yang memang dan benar-benar sudah kita cintai sebelum menikah.
Dan boleh jadi juga orang yang kau tidak kenal atau kau belum mengenalnya dengan baik sehingga membutuhkan ikhtiar untuk mencintainya.
Ya, siapapun ia orangnya yang menjadi pasangan hidupmu yakni anugerah dari Allah SWT, Allah mustahil hanya coba-coba mempertemukan kita dengan pasangan kita, ada maksud, ada hikmah dari Allah SWT dibalik pertemuan kau dengan jodohmu.
Syukurilah! Sebab jodohmu yakni anugerah dari Allah, maka bersyukurlah Allah telah mempercayai sebuah amanah berumah tangga kepadamu.
Sebab kalau kita lihat diluar sana berapa banyak orang yang ingin berumah tangga namun belum Allah izinkan, berapa banyak orang yang ingin sekali untuk menikah disaat usia semakin menua namun belum jua Allah pertemukan ia dengan serpihan jiwanya.
Bersyukurlah dengan cara menjalankan amanah yang telah Allah percayakan dengan sebaik-baiknya. Baik itu amanah sebagai seorang suami-istri atau amanah sebagai seorang ayah-ibu bagi anak-anakmu.
Berikan segala hak pasangan, dan laksanakan segala kewajiban kau terhadap pasangan dengan sebaik-baiknya. Menjaga selalu kondisi rumah tangga dalam keadaan aman, tentram, tenang dan juga romantis tentunya.
Saling memberi dan menerima, saling memahami, saling terbuka, saling mengerti satu sama lain, dan saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Jodohmu, siapapun orangnya, patut untuk kau syukuri, kau senang dengan kebaradaannya, dan tidaklah sangat patut kalau ada yang menyesalkan jodohnya apapun itu alasannya sehingga hal itu melalaikan dirinya dari menjalankan hak serta kewajiban terhadap pasangannya.
Lebih menyedihkan lagi kalau ternyata hal itu malah menjadi sumber konflik dalam rumah tangga, sampai pada balasannya berakhir pada robohnya rumah tangga yang sudah menjadi impianmu.
Jodohmu, mungkin yakni orang yang begitu banyak kekurangannya, kekurangannya mungkin ‘bagai bintang-bintang di langit yang sangat banyak’.
Namun bersabarlah! Dan mungkin kalau hanya satu kelebihannya, anggap kelebihannya yakni sebagai “matahari”, maka ketika matahari terbit, hilanglah semua bintang di langit yang banyak itu.
Terimalah segala kelebihan dan kekurangannya dengan selalu memandangnya dari sisi yang positif.
Jodohmu yakni “orang” yang telah Allah tentukan untuk kau dan hebatnya Allah menyesuaikan juga dengan buah ikhtiar kau selama ini.
Jadi, bagaimanapun orangnya apakah ia baik atau jelek itu justru alasannya yakni diri kita juga begitu, alasannya yakni lagi-lagi jodoh yakni cerminan diri kita.
Jadi, siapapun jodohmu pahamilah itu anugerah terindah dari Allah SWT dan kau wajib mensyukurinya dan mencintainya alasannya yakni Allah SWT.
Wallahu a’lam bishawab
Sumber: gulalives.co
Kita juga tak dapat menerka-nerka siapa orangnya, menyerupai apa orangnya dan bagaimana pertemuan kita dengannya.
Semuanya rahasia-Nya, hanya Allah yang mengetahui. Namun “tulang rusuk” takkan tertukar, Allah takkan keliru mempertemukan serpihan jiwa hamba-Nya.
Allah memperlihatkan kita setitik ruang ikhtiar untuk mengikhtiarkan jodoh kita yang masih belakang layar itu. Yaitu ruang ikhtiar untuk terus memperbaiki dan memantaskan diri.
Karena jodoh kita nanti yakni cerminan diri kita, kalau diri kita baik maka baik jugalah jodoh kita dan kalau jelek maka jelek jugalah eksklusif yang akan Allah pertemukan dengan kita.
Sebuah ruang ikhtiar yang sekaligus sebagai sebuah informasi besar hati bagi mukmin, bahwa setiap mukmin dapat mengusahakan jodoh terbaik yaitu dengan cara memperbaiki diri.
Jodohmu, siapapun itu ketika suatu ketika Allah pertemukan kau dengannya, ketika suatu hari nanti ikatan antara kau dengannya sudah disahkan oleh para saksi dihadapan penghulu.
Maka disaat itulah ia menjadi pendamping hidupmu, kau mempunyai kewajiban dan hak atas dirinya, begitu juga dengan jodohmu, ia juga mempunyai kewajiban serta hak atas diri kamu.
Sebuah kewajiban dan hak yang tidak hanya untuk didunia namun juga menjadi pertanggung jawaban sampai alam abadi kelak.
Jodohmu, siapapun itu orangnya yang Allah kirim padamu nantinya, boleh jadi ia orangnya yang memang dan benar-benar sudah kita cintai sebelum menikah.
Dan boleh jadi juga orang yang kau tidak kenal atau kau belum mengenalnya dengan baik sehingga membutuhkan ikhtiar untuk mencintainya.
Ya, siapapun ia orangnya yang menjadi pasangan hidupmu yakni anugerah dari Allah SWT, Allah mustahil hanya coba-coba mempertemukan kita dengan pasangan kita, ada maksud, ada hikmah dari Allah SWT dibalik pertemuan kau dengan jodohmu.
Syukurilah! Sebab jodohmu yakni anugerah dari Allah, maka bersyukurlah Allah telah mempercayai sebuah amanah berumah tangga kepadamu.
Sebab kalau kita lihat diluar sana berapa banyak orang yang ingin berumah tangga namun belum Allah izinkan, berapa banyak orang yang ingin sekali untuk menikah disaat usia semakin menua namun belum jua Allah pertemukan ia dengan serpihan jiwanya.
Bersyukurlah dengan cara menjalankan amanah yang telah Allah percayakan dengan sebaik-baiknya. Baik itu amanah sebagai seorang suami-istri atau amanah sebagai seorang ayah-ibu bagi anak-anakmu.
Berikan segala hak pasangan, dan laksanakan segala kewajiban kau terhadap pasangan dengan sebaik-baiknya. Menjaga selalu kondisi rumah tangga dalam keadaan aman, tentram, tenang dan juga romantis tentunya.
Saling memberi dan menerima, saling memahami, saling terbuka, saling mengerti satu sama lain, dan saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Jodohmu, siapapun orangnya, patut untuk kau syukuri, kau senang dengan kebaradaannya, dan tidaklah sangat patut kalau ada yang menyesalkan jodohnya apapun itu alasannya sehingga hal itu melalaikan dirinya dari menjalankan hak serta kewajiban terhadap pasangannya.
Lebih menyedihkan lagi kalau ternyata hal itu malah menjadi sumber konflik dalam rumah tangga, sampai pada balasannya berakhir pada robohnya rumah tangga yang sudah menjadi impianmu.
Jodohmu, mungkin yakni orang yang begitu banyak kekurangannya, kekurangannya mungkin ‘bagai bintang-bintang di langit yang sangat banyak’.
Namun bersabarlah! Dan mungkin kalau hanya satu kelebihannya, anggap kelebihannya yakni sebagai “matahari”, maka ketika matahari terbit, hilanglah semua bintang di langit yang banyak itu.
Terimalah segala kelebihan dan kekurangannya dengan selalu memandangnya dari sisi yang positif.
Jodohmu yakni “orang” yang telah Allah tentukan untuk kau dan hebatnya Allah menyesuaikan juga dengan buah ikhtiar kau selama ini.
Jadi, bagaimanapun orangnya apakah ia baik atau jelek itu justru alasannya yakni diri kita juga begitu, alasannya yakni lagi-lagi jodoh yakni cerminan diri kita.
Jadi, siapapun jodohmu pahamilah itu anugerah terindah dari Allah SWT dan kau wajib mensyukurinya dan mencintainya alasannya yakni Allah SWT.
Wallahu a’lam bishawab
Sumber: gulalives.co
Labels:
alquran,
kisah nyata,
suami istri
Thanks for reading Jodohmu Itu Anugerah Terindah Dari Allah Swt, Maka Syukurilah Dan Jaga Beliau Seumur Hidupmu. Please share...!
0 Comment for "Jodohmu Itu Anugerah Terindah Dari Allah Swt, Maka Syukurilah Dan Jaga Beliau Seumur Hidupmu"