Anak pria dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka gembira dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki.
Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan malu dan dianggap bencana. Mereka duka dan kecewa jikalau dikaruniai anak perempuan.
Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan ihwal keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik belum dewasa perempuan mereka.
Al-Imam Muslim rahimahullah menciptakan sebuah potongan dalam kitab sahihnya dengan judul “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan”. Beliau membawakan tiga hadis sebagai berikut:
Pertama. Hadits dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata,
“Ada seorang perempuan yang tiba menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun saya tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma.
Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu mendapatkan kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya.
Kemudian perempuan itu bangun dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba dan saya ceritakan kejadian tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu alaii wa sallam bersabda,
‘Barangsiapa yang diuji dengan belum dewasa perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka belum dewasa perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka’.” (H.R Muslim 2629)
Kedua. Diriwayatkan juga dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata,
“Seorang perempuan miskin tiba kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, kemudian saya memberinya tiga buah kurma.
Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri.
Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya.
Peristiwa itu membuatku takjub sehingga saya ceritakan perbuatan perempuan tadi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
‘Sesungguhnya Allah telah memutuskan baginya nirwana dan membebaskannya dari neraka’.” (H.R Muslim 2630)
Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga cukup umur maka ia akan tiba pada hari simpulan zaman bersamaku.” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
Hadis-hadis di atas memperlihatkan keutamaan belum dewasa perempuan dalam agama Islam. Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan,
“Hadis-hadis di atas memperlihatkan keutamaan berbuat baik kepada belum dewasa perempuan, memberi nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka.”
Anak perempuan merupakan ujian bagi orangtua. Sebagian orang tidak suka dengan kehadiran anak perempuan dan sangat bergembira dikala mempunyai anak laki-laki.
Oleh lantaran itu kehadiran belum dewasa perempuan dianggap sebagai ujian. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Anak perempuan disebut sebgai ibtilaa (ujian) lantaran umumnya insan tidak menyukai mereka.” Hal ini juga sebagaimana Allah Taala firmankan:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِالْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ () يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya isu yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka menetapkan itu. “ (QS an-Nahl: 58-59)
Yang dimaksud mengayomi anak perempuan yakni menunaikan hak-hak mereka menyerupai makan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud yakni menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.”
Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di akhirat.
Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang bau tanah yang mau mengayomi belum dewasa perempuan mereka.
Semoga Allah Taala senantiasa menawarkan kita keturunan yang saleh dan salihah.
Wallahul mustaan.
[Syarh Shahih Muslim, Imam An An Nawawi rahimahullah/dr.Adika M]
Sumber: inilah.com
Kehadiran anak dalam rumah tangga muslim merupakan nikmat yang besar dari Allah Taala. Namun, sebagian orang ada yang lebih mendambakan kehadiran anak pria daripada anak perempuan.
Anak pria dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka gembira dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki.
Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan malu dan dianggap bencana. Mereka duka dan kecewa jikalau dikaruniai anak perempuan.
Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan ihwal keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik belum dewasa perempuan mereka.
Al-Imam Muslim rahimahullah menciptakan sebuah potongan dalam kitab sahihnya dengan judul “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan”. Beliau membawakan tiga hadis sebagai berikut:
Pertama. Hadits dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata,
“Ada seorang perempuan yang tiba menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun saya tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma.
Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu mendapatkan kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya.
Kemudian perempuan itu bangun dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba dan saya ceritakan kejadian tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu alaii wa sallam bersabda,
‘Barangsiapa yang diuji dengan belum dewasa perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka belum dewasa perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka’.” (H.R Muslim 2629)
Kedua. Diriwayatkan juga dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata,
“Seorang perempuan miskin tiba kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, kemudian saya memberinya tiga buah kurma.
Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri.
Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya.
Peristiwa itu membuatku takjub sehingga saya ceritakan perbuatan perempuan tadi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
‘Sesungguhnya Allah telah memutuskan baginya nirwana dan membebaskannya dari neraka’.” (H.R Muslim 2630)
Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga cukup umur maka ia akan tiba pada hari simpulan zaman bersamaku.” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
Hadis-hadis di atas memperlihatkan keutamaan belum dewasa perempuan dalam agama Islam. Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan,
“Hadis-hadis di atas memperlihatkan keutamaan berbuat baik kepada belum dewasa perempuan, memberi nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka.”
Anak perempuan merupakan ujian bagi orangtua. Sebagian orang tidak suka dengan kehadiran anak perempuan dan sangat bergembira dikala mempunyai anak laki-laki.
Oleh lantaran itu kehadiran belum dewasa perempuan dianggap sebagai ujian. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Anak perempuan disebut sebgai ibtilaa (ujian) lantaran umumnya insan tidak menyukai mereka.” Hal ini juga sebagaimana Allah Taala firmankan:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِالْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ () يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya isu yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka menetapkan itu. “ (QS an-Nahl: 58-59)
Yang dimaksud mengayomi anak perempuan yakni menunaikan hak-hak mereka menyerupai makan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud yakni menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.”
Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di akhirat.
Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang bau tanah yang mau mengayomi belum dewasa perempuan mereka.
Semoga Allah Taala senantiasa menawarkan kita keturunan yang saleh dan salihah.
Wallahul mustaan.
Anak pria dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka gembira dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki.
Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan malu dan dianggap bencana. Mereka duka dan kecewa jikalau dikaruniai anak perempuan.
Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan ihwal keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik belum dewasa perempuan mereka.
Al-Imam Muslim rahimahullah menciptakan sebuah potongan dalam kitab sahihnya dengan judul “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan”. Beliau membawakan tiga hadis sebagai berikut:
Pertama. Hadits dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata,
“Ada seorang perempuan yang tiba menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun saya tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma.
Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu mendapatkan kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya.
Kemudian perempuan itu bangun dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba dan saya ceritakan kejadian tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu alaii wa sallam bersabda,
‘Barangsiapa yang diuji dengan belum dewasa perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka belum dewasa perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka’.” (H.R Muslim 2629)
Kedua. Diriwayatkan juga dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata,
“Seorang perempuan miskin tiba kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, kemudian saya memberinya tiga buah kurma.
Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri.
Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya.
Peristiwa itu membuatku takjub sehingga saya ceritakan perbuatan perempuan tadi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
‘Sesungguhnya Allah telah memutuskan baginya nirwana dan membebaskannya dari neraka’.” (H.R Muslim 2630)
Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga cukup umur maka ia akan tiba pada hari simpulan zaman bersamaku.” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
Hadis-hadis di atas memperlihatkan keutamaan belum dewasa perempuan dalam agama Islam. Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan,
“Hadis-hadis di atas memperlihatkan keutamaan berbuat baik kepada belum dewasa perempuan, memberi nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka.”
Anak perempuan merupakan ujian bagi orangtua. Sebagian orang tidak suka dengan kehadiran anak perempuan dan sangat bergembira dikala mempunyai anak laki-laki.
Oleh lantaran itu kehadiran belum dewasa perempuan dianggap sebagai ujian. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Anak perempuan disebut sebgai ibtilaa (ujian) lantaran umumnya insan tidak menyukai mereka.” Hal ini juga sebagaimana Allah Taala firmankan:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِالْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ () يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya isu yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka menetapkan itu. “ (QS an-Nahl: 58-59)
Yang dimaksud mengayomi anak perempuan yakni menunaikan hak-hak mereka menyerupai makan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud yakni menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.”
Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di akhirat.
Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang bau tanah yang mau mengayomi belum dewasa perempuan mereka.
Semoga Allah Taala senantiasa menawarkan kita keturunan yang saleh dan salihah.
Wallahul mustaan.
[Syarh Shahih Muslim, Imam An An Nawawi rahimahullah/dr.Adika M]
Sumber: inilah.com
Labels:
muslimah,
penghuni surga,
suami istri
Thanks for reading Inilah Akad Allah Bagi Yang Mempunyai 2 Anak Perempuan. Please share...!
0 Comment for "Inilah Akad Allah Bagi Yang Mempunyai 2 Anak Perempuan"